KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Puji serta
syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikani
rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Sholawat serta salamnya semoga dilimpahkan kepada junjunan kita
Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, serta orang-orang yang taat
kepada ajarannya.
Dalam penyusunan
makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangannya, baik dalam
penyusunan maupun dalam tutur bahasanya.Namun penulis tetap mengharapkan dan
semoga makalah ini dapat memberi manfaat pada semua yang berkepentingan,
khususnya bagi penulis sendiri.
Untuk itu,
kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan sebagai landasan
penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah yang sederhana ini bermanfaat untuk kita semua.
Banjarmasin,
Januari2013
Muhammad Syamsudin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB 1PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
BAB 3 PEMBAHASAN....................................................................................................7
1.
Apa Pengertian Disiplin?........................................................................................7
2.
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Kedisiplinan?................................................11
3.
Penerapan
Kedisiplinan Dalam Lingkungan Sekolah?..........................................13
4.
Akibat Yang
Ditimbulkan Oleh Ketidak Disiplinan?............................................14
5.
Cara Mencegah
Ketidak Disiplinan?......................................................................14
BAB 4 PENUTUP..............................................................................................................15
1 Kesimpulan dan Saran................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................16
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Disiplin
sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama untuk
memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan
baik secara perorangan maupun kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat
mendidik pegawai untuk memenuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun
kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.
Kurang
pengetahuan tentang peraturan, prosedur, dan kebijakan yang ada merupakan
penyebab terbanyak tindakan indisipliner. Salah satu upaya untuk mengatasi hal
tersebut pihak pimpinan sebaiknya memberikan program orientasi kepada tenaga
perawat/bidan yang baru pada hari pertama mereka bekerja, karena perawat/bidan
tidak dapat diharapkan bekerja dengan baik dan patuh, apabila
peraturan/prosedur atau kebijakan yang ada tidak diketahui, tidak jelas, atau
tidak dijalankan sebagai mestinya. Selain memberikan orientasi, pimpinan harus
menjelaskan secara rinci peraturan-peraturan yang sering dilanggar, berikut
rasional dan konsekwensinya. Demikian pula peraturan/prosedur atau kebijakan
yang mengalami perubahan atau diperbaharui, sebaiknya diinformasikan kepada
staf melalui diskusi aktif.
Tindakan
disipliner sebaiknya dilakukan, apabila upaya pendidikan yang diberikan telah
gagal, karena tidak ada orang yang sempurna. Oleh sebab itu, setiap individu
diizinkan untuk melakukan kesalahan dan harus belajar dari kesalahan tersebut.
Tindakan indisipliner sebaiknya dilaksanakan dengan cara yang bijaksana sesuai
dengan prinsip dan prosedur yang berlaku menurut tingkatan pelanggaran dan
klasifikasinya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Disiplin?
2.
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Kedisiplinan?
3.
Penerapan Kedisiplinan
Dalam Lingkungan Sekolah?
4.
Akibat Yang
Ditimbulkan Oleh Ketidak Disiplinan?
5.
Cara Mencegah
Ketidak Disiplinan?
C.
Batasan Masalah
Pembahasan
tentang kedisiplinan dan pendidikan sangatlah luas, oleh karna itu kami
membatasinya hanya dilingkungan sekolah. Dan pembahasannya hanya tentang
pengertian kedisiplinan, penyebab ketidak disiplinan, pengertian pendidikan,
ciri-ciri pendidikan, faktor yang mempengaruhi kedisiplinan, penerapan
kedisiplinan di lingkungan sekolah, akibat yang ditimbulkan oleh ketidak
disiplinan, serta cara pencegahannya.
D.
Tujuan Penulisan
Supaya
siswa dapat menyadari betapa sungguh disiplin itu penting dalam perkembangan
pribadi serta masa depan yang bersangkutan. Oleh karna itu diharapkan dapat
memberikan motivasi lebih baik dan siswa dapat menjalankan segala sesuatunya
lebih dewasa.
E.
Manfaat Penulisan
Membuat siswa menjadi
lebih tertip dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, serta siswa juga dapat
mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa depan kelak,
karena dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bias diharapkan berguna
bagi semua pihak.
BAB
2
TINJAUAN PUSTAKA
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere
yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang
berarti pengajaran atau pelatihan. Kedisiplinan
adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.Kedisiplinan dalam proses pendidikan
sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan
mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang
kuat bagi setiap sisiwa.Ketidak disiplinan biasanya berasal dari diri sendiri,
selain itu ketidak disiplinan bisa juga berasal dari lingkungan sosial.
Pendidikan
adalah upaya memanusiakan manusia muda, pengangkatan manusia muda ke taraf insani
harus diwujudkan dalam seluruh proses atau upaya pendidikan.
Pengertian lain dari
pendidikan adalah:
(1)
Proses dimana
seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk dan tingkah laku
lainnya di dalam masyarakat dimana dia hidup.
(2)
Proses sosial
dimana seseorang diharapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan
terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh
atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang
optimum
Berdasarkan
pengertian tersebut, dapat diberikan beberapa ciri atau unsur umum dalam
pendidikan yaitu:
1.
Pendidikan harus
memiliki tujuan, yang pada hakeketnya adalah pengembangan potensi individu yang
bermanfaat bagi kehidupan pribadinya maupun warga negara atau negara lainnya.
2.
Untuk mencapai
tujuan tersebut, pendidikan perlu melakukan upaya yang disengaja dan terencana
yang meliputi upaya bimbingan, pengajaran, dan pelatihan.
3.
Kegiatan
tersebut harus diwujudkan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat
yang lazim disebut dengan pendidikan formal, informal, dan non-formal.
Pengertian
disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi)
sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi
kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam
bentuk kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment) dan kesalahan
perlakuan psikologis (psychological maltreatment), sebagaimana diungkapkan oleh
Irwin A. Hyman dan Pamela A. Snock dalam bukunya “Dangerous School” (1999).
Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, Maman Rachman (1999) mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah adalah :
1. memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
2. mendorong siswa melakukan yang baik dan benar
3. membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah
4. siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.
Hal senada dikemukakan oleh Wikipedia (1993) bahwa tujuan disiplin sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas. Di dalam kelas, jika seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa.
Keith Devis mengatakan, “Discipline is management action to enforce organization standarts” dan oleh karena itu perlu dikembangkan disiplin preventif dan korektif. Disiplin preventif, yakni upaya menggerakkan siswa mengikuti dan mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan hal itu pula, siswa berdisiplin dan dapat memelihara dirinya terhadap peraturan yang ada. Disiplin korektif, yakni upaya mengarahkan siswa untuk tetap mematuhi peraturan. Bagi yang melanggar diberi sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya sehingga memelihara dan mengikuti aturan yang ada.
Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba, gang motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti : kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya.Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah.
Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, Maman Rachman (1999) mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah adalah :
1. memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
2. mendorong siswa melakukan yang baik dan benar
3. membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah
4. siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.
Hal senada dikemukakan oleh Wikipedia (1993) bahwa tujuan disiplin sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas. Di dalam kelas, jika seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa.
Keith Devis mengatakan, “Discipline is management action to enforce organization standarts” dan oleh karena itu perlu dikembangkan disiplin preventif dan korektif. Disiplin preventif, yakni upaya menggerakkan siswa mengikuti dan mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan hal itu pula, siswa berdisiplin dan dapat memelihara dirinya terhadap peraturan yang ada. Disiplin korektif, yakni upaya mengarahkan siswa untuk tetap mematuhi peraturan. Bagi yang melanggar diberi sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya sehingga memelihara dan mengikuti aturan yang ada.
Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba, gang motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti : kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya.Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah.
BAB
3
PEMBAHASAN
A. Pengertian Disiplin
Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih.
Berikut merupakan pendapat para pakar tentang pengertian disiplin.
Prawirosentono (1999: 31) mengemukakan bahwa secara umum disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Sedangkan disiplin kerja, atau lebih tepatnya disiplin kerja pegawai dapat dikatakan ketaatan pegawai yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi di mana dia bekerja.
Robert E. Quin dkk dalam Prawirosentono (1999 : 32) mengatakan : “Discipline implies obedience and respect for the agreement between the firm and its employee. Discipline also involves sanction judiciously applied”.
Uraian ini dapat dijelaskan bahwa disiplin meliputi ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara perusahaan dan karyawan. Disiplin juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu dijatuhkan kepada pihak yang melanggar.
Menurut Suradinata (1996: 150), disiplin pada dasarnya mencakup pelajaran, patuh, taat, kesetiaan, hormat kepada ketentuan/peraturan/norma yang berlaku. Dalam hubungannya dengan disiplin kerja, disiplin merupakan unsur pengikat, unsur integrasi dan merupakan unsur yang dapat menggairahkan kerja bahkan dapat pula sebaliknya.
Dengan berpedoman pada pengertian tersebut maka disiplin merupakan faktor pengikat kerja, yaitu merupakan kekuatan yang dapat memaksa tenaga kerja atau pegawai untuk mematuhi peraturan serta prosedur kerja yang telah disepakati dan telah ditentukan oleh lembaga yang berwenang atau pejabat yang berwenang dengan berpegang pada peraturan tersebut. Dengan berpegang pada peraturan dimaksud diharapkan tujuan organisasi dapat tercapai.
1. Disiplin dalam penggunaan
WaktuDisiplin dalam penggunaan waktu perlu diperhatikan dengan seksama. Waktu yang sudah berlalu tak mungkin dapat kembali lagi. Hari yang sudah lewat tak akan datang lagi. Demikian pentingnya waktu sehingga berbagai bangsa du dunia mempunyai ungkapan yang menyatakan penghargaan terhadap waktu.
Orang Inggris mengatakan “waktu adalah uang", peribahasa Arab mengatakan “Waktu adalah pedang",atau “Waktu adalah peluang emas", dan kita orang Indonesia mengatakan :" sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tak berguna".
Tak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin memanfaatkan waktunya. Disiplin tidak akan datang dengan sendirinya, akan tetapi melalui latihan yan ketat dalam kehidupan pribadinya.
Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih.
Berikut merupakan pendapat para pakar tentang pengertian disiplin.
Prawirosentono (1999: 31) mengemukakan bahwa secara umum disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Sedangkan disiplin kerja, atau lebih tepatnya disiplin kerja pegawai dapat dikatakan ketaatan pegawai yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi di mana dia bekerja.
Robert E. Quin dkk dalam Prawirosentono (1999 : 32) mengatakan : “Discipline implies obedience and respect for the agreement between the firm and its employee. Discipline also involves sanction judiciously applied”.
Uraian ini dapat dijelaskan bahwa disiplin meliputi ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara perusahaan dan karyawan. Disiplin juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu dijatuhkan kepada pihak yang melanggar.
Menurut Suradinata (1996: 150), disiplin pada dasarnya mencakup pelajaran, patuh, taat, kesetiaan, hormat kepada ketentuan/peraturan/norma yang berlaku. Dalam hubungannya dengan disiplin kerja, disiplin merupakan unsur pengikat, unsur integrasi dan merupakan unsur yang dapat menggairahkan kerja bahkan dapat pula sebaliknya.
Dengan berpedoman pada pengertian tersebut maka disiplin merupakan faktor pengikat kerja, yaitu merupakan kekuatan yang dapat memaksa tenaga kerja atau pegawai untuk mematuhi peraturan serta prosedur kerja yang telah disepakati dan telah ditentukan oleh lembaga yang berwenang atau pejabat yang berwenang dengan berpegang pada peraturan tersebut. Dengan berpegang pada peraturan dimaksud diharapkan tujuan organisasi dapat tercapai.
1. Disiplin dalam penggunaan
WaktuDisiplin dalam penggunaan waktu perlu diperhatikan dengan seksama. Waktu yang sudah berlalu tak mungkin dapat kembali lagi. Hari yang sudah lewat tak akan datang lagi. Demikian pentingnya waktu sehingga berbagai bangsa du dunia mempunyai ungkapan yang menyatakan penghargaan terhadap waktu.
Orang Inggris mengatakan “waktu adalah uang", peribahasa Arab mengatakan “Waktu adalah pedang",atau “Waktu adalah peluang emas", dan kita orang Indonesia mengatakan :" sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tak berguna".
Tak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin memanfaatkan waktunya. Disiplin tidak akan datang dengan sendirinya, akan tetapi melalui latihan yan ketat dalam kehidupan pribadinya.
2.
Disiplin dalam beribadah
Menurut bahasa, ibadah berarti tunduk atau merendahkan diri. Pengertia yang lebih luas dalam ajaran Islam, ibadah berarti tunduk dan merendah diri hanya kepada Allah yang disertai perasaan cinta kepada-Nya. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa disiplin dalam beribadah itu mengendung 2 hal :
a. Berpegang teguh apa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya, baik berupa perintah atau larangan, maupun ajaran yang bersifat menghalalkan, menganjurkan, sunnah dan makruh.
b. Sikap berpegang teguh yang berdasarkan cinta kepada Allah, bukan karena rasa takut atau terpaksa.
Maksud cinta kepada Allah adalah senantiasa taat kepada-Nya. Perhatikan firman Allah dalam Suat Ali Imran ayat 31 :" Katakanlah : " Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Ali Imran 31).
Jelas dilarang oleh Allah. Tentu saja suatu perbuatan dicatat sebagai ibadah kalau niatnya ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena riya ingin mendapatkan pujian orang lainsebagaimana telah kita ketahui, ibadah itu dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Ibadah Mahdah (murni) yaitu bentuk ibadah yang langsung berhubungan dengan allah.
b. Ibadah Ghaira Mahdah (selain mahdah), yang tidak langsung dipersembahkan kepada allah melainkan melalui hubungan kemanusiaan.Dalam ibadah Mahdah (disebut juga ibadah khusus) aturan-aturannya tidak boleh semaunya akan tetapi harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Orang yang menada-ada aturan baru misalnya, shalat subuh 3 raka’at atau puasa 40 hari terus menerus tanpa berbuka, adalah orang yang tidak disiplin dalam ibadah, kerana tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, ia termasuk orang yang berbuat bid’ah dan tergolong sebagai orang yang sesat.Dalam ibadah Ghaira mahdah (disebut juga ibadah umum) orang dapat menentukan aturannya yang terbaik, kecuali yang jelas dilarang oleh Allah. Tentu saja suatu perbuatan dicatat sebagai ibadah kalau niatnya ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena riya ingin mendapatkan pujian orang lain.
3.
Disiplin dalam bermasyarakat
Hidup bermasyarakat adalah fitrah manusia. Dilihat dari latar belakang budaya setiap manusia memiliki latar belakang yang berbeda. Karenanya setiap manusia memiliki watak dan tingkah laku yang berbeda. Namun demikian, dengan bermasyarakat, mereka telah memiliki norma-norma dan nilai-nilai kemasyarakatan serta peraturan yang disepakati bersama, yang harus dihormati dan di hargai serta ditaati oleh setiap anggota masyarakat tersebut.
Agama Islam mengibaratkan anggota masyarakat itu bagaikan satu bangunan yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang satu sama lain mempunyai fungsi yang berbeda-beda, mana kala salah satu komponen rusak atau binasa. Hadis NAbi SAW menegaskan :" Seorang Mukmin dengan Mukmin lainnya bagaikan bangunan yang sebagian dari mereka memperkuat bagian lainnya. Kemudian beliau menelusupkan jari-jari yang sebelah kejari-jari tangan sebelah lainnya". ( H.R.Bukhori Muslim dan Turmudzi).
Hidup bermasyarakat adalah fitrah manusia. Dilihat dari latar belakang budaya setiap manusia memiliki latar belakang yang berbeda. Karenanya setiap manusia memiliki watak dan tingkah laku yang berbeda. Namun demikian, dengan bermasyarakat, mereka telah memiliki norma-norma dan nilai-nilai kemasyarakatan serta peraturan yang disepakati bersama, yang harus dihormati dan di hargai serta ditaati oleh setiap anggota masyarakat tersebut.
Agama Islam mengibaratkan anggota masyarakat itu bagaikan satu bangunan yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang satu sama lain mempunyai fungsi yang berbeda-beda, mana kala salah satu komponen rusak atau binasa. Hadis NAbi SAW menegaskan :" Seorang Mukmin dengan Mukmin lainnya bagaikan bangunan yang sebagian dari mereka memperkuat bagian lainnya. Kemudian beliau menelusupkan jari-jari yang sebelah kejari-jari tangan sebelah lainnya". ( H.R.Bukhori Muslim dan Turmudzi).
4.
Disiplin Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Negara adalah alat untuk memeperjuangakan keinginan bersama berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleha para anggota atau warganegara tersebut. Tanpa adanya masyarakat yang menjadi warganya, negara tidak akan terwujud. Oleh karena itu masyarakat merupakan prasyarat untuk berdirinya suatu negara. Tujuan dibentuknya suatu negara adalah agar seluruh keinginan dan cita-cita yang diidamkan oleh warga masyarakat dapat diwujudkan dan dapat dilaksanakan.
Rasulullah bersabda yang artinya :“Seorang muslim wajib mendengar dan taat, baik dalam hal yang disukainya maupun hal yang dibencinya, kecuali bila ia diperintah untuk mengerjakan maksiat. Apabila ia diperintah mengerjakan maksiat, maka tidak wajib untuk mendengar dan taat". (H.R.Bukhari Muslim).
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Mengklasifikasikan faktor – faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa dan faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Disiplin turut Perpengaruh terhadap hasil belajar.
Hal ini dapat terlihat pada siswa yang memiliki disiplin yang tinggi akan belajar dengan baik dan teratur dan akan menghasilkan prsetasi yang baik pula. Demikian sebaliknya faktor – faktor belajar turut berpengaruh terhadap tingkat disiplin individu.Hal ini dapat dilihat dari penjelasan faktor – faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu sebagai berikut :
1. Faktor yang berasal dari luar diri siswa
Faktor dari luar dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Faktor non – sosial, seperti keadaan uadara, suhu udara, waktu, tempat dan alat – alat yang dipakai untuk belajar. Siswa yang memiliki tempat belajar yang teratur dan memiliki buku penunjang pelajaran cenderunglebih disiplin dalam belajar. Tidak kalah pentingnya faktor waktu, siswa yang mampu mengatur waktu dengan baik akan belajar secara terarah dan teratur.
b. Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok. Siswa yang tinggal dalam lingkungan yang tertib tentunya siswa tersebut akan menjalani tata tertib yang ada di lingkungannya. Seorang guru yang mendidik siswa dengan disiplin akan cenderung menghasilkan siswa yang disiplin pula.
2. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa dibagi menjadi dua yaitu:
a. Faktor fisiologis, yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain, pendengaran, penglihatan, kesegaran jani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur dan sakit yang di derita. Faktor fisiologis ikut berperan dalam menentukan disiplin blajar siswa. Siswa yang tidak menderita sakit cenderung lebih disiplin dibandingkan siswa yang menderita sakit dan bdannya keletihan.
b. Faktor Psikologis, yang dapat mempengaruhi proses belajar antara lain:
1. Minat
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prsetasi belajar. Seseorang yang tinggi minatnya dalam mempelajari sesuatu akan dapat meraih hasil yang tinggi pula. Apabila siswa memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran akan cenderung disiplin dalam belajar.
2. Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar peranannya dalam proses belajar. Mempelajari sesuatu sesuai dengan bakatnya akan memperoleh hasil yang lebih baik.
3. Motivasi Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Fungsi motivasi dalam belajar adalah untuk memberikan semangat pada seseorang daam belajar untuk mencapai tujuan.
4. Konsentrasi
Konsentrasi dapat diartikan sebagai suatu pemusatan energi psikis yang dilakukan untuk suatu kegiatan tertentu secara sadar terhadapsuatu obyek (materi pelajaran).
5. Kemampuan kognitif
Tujuan belajar mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif danpsikomotor. Namun kemampuan kognitif lebih diutamakan, sehingga dalam menacapai hasil belajar faktor kemampuan kognitif lebihdiutamakan.
Faktor eksternal dan internal tersebut memiliki peranan yang sangat penting dan sangat diperlukan daklam belajar. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam proses belajar, maka dituntut adanya keseimbangan di antara keduanya. Jika salah satu faktor tersebut ada kekurangan akan berpengaruh pada hasil belajar yang dilakukan.
Negara adalah alat untuk memeperjuangakan keinginan bersama berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleha para anggota atau warganegara tersebut. Tanpa adanya masyarakat yang menjadi warganya, negara tidak akan terwujud. Oleh karena itu masyarakat merupakan prasyarat untuk berdirinya suatu negara. Tujuan dibentuknya suatu negara adalah agar seluruh keinginan dan cita-cita yang diidamkan oleh warga masyarakat dapat diwujudkan dan dapat dilaksanakan.
Rasulullah bersabda yang artinya :“Seorang muslim wajib mendengar dan taat, baik dalam hal yang disukainya maupun hal yang dibencinya, kecuali bila ia diperintah untuk mengerjakan maksiat. Apabila ia diperintah mengerjakan maksiat, maka tidak wajib untuk mendengar dan taat". (H.R.Bukhari Muslim).
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Mengklasifikasikan faktor – faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa dan faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Disiplin turut Perpengaruh terhadap hasil belajar.
Hal ini dapat terlihat pada siswa yang memiliki disiplin yang tinggi akan belajar dengan baik dan teratur dan akan menghasilkan prsetasi yang baik pula. Demikian sebaliknya faktor – faktor belajar turut berpengaruh terhadap tingkat disiplin individu.Hal ini dapat dilihat dari penjelasan faktor – faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu sebagai berikut :
1. Faktor yang berasal dari luar diri siswa
Faktor dari luar dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Faktor non – sosial, seperti keadaan uadara, suhu udara, waktu, tempat dan alat – alat yang dipakai untuk belajar. Siswa yang memiliki tempat belajar yang teratur dan memiliki buku penunjang pelajaran cenderunglebih disiplin dalam belajar. Tidak kalah pentingnya faktor waktu, siswa yang mampu mengatur waktu dengan baik akan belajar secara terarah dan teratur.
b. Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok. Siswa yang tinggal dalam lingkungan yang tertib tentunya siswa tersebut akan menjalani tata tertib yang ada di lingkungannya. Seorang guru yang mendidik siswa dengan disiplin akan cenderung menghasilkan siswa yang disiplin pula.
2. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa dibagi menjadi dua yaitu:
a. Faktor fisiologis, yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain, pendengaran, penglihatan, kesegaran jani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur dan sakit yang di derita. Faktor fisiologis ikut berperan dalam menentukan disiplin blajar siswa. Siswa yang tidak menderita sakit cenderung lebih disiplin dibandingkan siswa yang menderita sakit dan bdannya keletihan.
b. Faktor Psikologis, yang dapat mempengaruhi proses belajar antara lain:
1. Minat
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prsetasi belajar. Seseorang yang tinggi minatnya dalam mempelajari sesuatu akan dapat meraih hasil yang tinggi pula. Apabila siswa memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran akan cenderung disiplin dalam belajar.
2. Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar peranannya dalam proses belajar. Mempelajari sesuatu sesuai dengan bakatnya akan memperoleh hasil yang lebih baik.
3. Motivasi Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Fungsi motivasi dalam belajar adalah untuk memberikan semangat pada seseorang daam belajar untuk mencapai tujuan.
4. Konsentrasi
Konsentrasi dapat diartikan sebagai suatu pemusatan energi psikis yang dilakukan untuk suatu kegiatan tertentu secara sadar terhadapsuatu obyek (materi pelajaran).
5. Kemampuan kognitif
Tujuan belajar mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif danpsikomotor. Namun kemampuan kognitif lebih diutamakan, sehingga dalam menacapai hasil belajar faktor kemampuan kognitif lebihdiutamakan.
Faktor eksternal dan internal tersebut memiliki peranan yang sangat penting dan sangat diperlukan daklam belajar. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam proses belajar, maka dituntut adanya keseimbangan di antara keduanya. Jika salah satu faktor tersebut ada kekurangan akan berpengaruh pada hasil belajar yang dilakukan.
C. Penerapan Kedisiplinan Dalam
Lingkungan Sekolah
Dalam
pelaksanaan disiplin, harus berdasarkan dari dalam diri siswa. Karena tanpa
sikap kesadaran dari diri sendiri, maka apapun usaha yang dilakukan oleh orang
disekitarnya hanya akan sia-sia. Berikut ini adalah pelaksanaan kedisiplinan
dilingkungan sekolah.
a)
Datang kesekolah
tepat waktu;
b)
Rajin belajar;
c)
Mentaati
peraturan sekolah;
d)
Mangikuti
upacara dengan tertip;
e)
Mengumpulkan
tugas yang diberikan guru tepat waktu;
f)
Melakukan tugas
piket sesuai jadwalnya;
g)
Memotong rambut
jika kelihatan panjang;
h)
Harus berdoa
sebelum memulai pelajaran dan masih banyak lagi.
D. Akibat Yang Ditimbulkan Oleh
Ketidak Disiplinan
Adapun
yang ditimbulkan oleh ketidak disiplinan adalah membuat siswa menjadi tidak
lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, serta siswa juga tidak
dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa depannya
kelak, kerena tidak dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bisa
diharapkan berguna bagi semua pihak.
E. Cara Mencegah Ketidak Disiplinan
Adapun
cara mencegah ketidak disiplinan adalah dengan menerapkan kedisiplinan sejak
dini kepada anak, salah satu cara dengan menaati peraturan, mengetahui resiko
apabila tidak disiplin, jangan sering memanjakan anak bagi orang tua, ajak
mereka melakukan sesuatu hal yang berhubungan dengan kedisiplinan.
BAB
4
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dengan
demikian, telah kita simpulkan bahwa disiplin disekolah itu sangat diperlukan.
Kerena dalam aplikasinya, kedisiplinan sangat berguna sebagai tolak ukur mampu
atau tidaknya seseorang dalam mentaati aturan yang sangat penting bagi
stabilitas kegiatan belajar mengajar. Selain itu sikap disiplin sangat
diperlukan untuk di masa depan bagi pengembangan watak dan pribadi seseorang,
sehingga menjadi teguh dan dapat diandalkan bagi seluruh pihak.
Oleh
karna itu, marilah kita hidup berdisiplin. Agar kelak, kita dapat menjadi
panutan setiap orang yang bisa diandalkan. Jika tidak dari sekarang kita
membiasakan untuk berdisiplin, maka kapan lagi kita bisa merubah dunia ini?
Semuga makalah ini bermanfaat dan dapat menjadi pedoman untuk menjadi lebih
baik bagi para pembaca umumnya dan pada kami khususnya.
B.
Saran
Setelah
ditinjau dari pembahasan diatas sebaiknya kita harus menerapkan kedisiplinan
sejak dini, karena kedisiplinan sangat penting bagi kehidupan kita agar hidup
kita lebih teratur dan tertata. Dengan itu kita dapat memehami arti
kedisiplinan dan akibat dari ketidak disiplinan.
DAFTAR PUSTAKA